Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts

9 November 2022

Mau Lanjut S2, Simak 4 Universitas Yang Buka Pendaftaran Semester Genap

Ilustrasi. Universitas yang Buka Pendaftaran di Semester Genap


KURESENSI MEDIA - Pendidikan menjadi kewajiban yang perlu dilakukan oleh manusia. Dalam hidup berkelompok, ada batas passing grade yang harus dilalui dalam pendidikan agar dapat hidup sebagaimana mestinya dan saling bisa memanusiakan manusia. 

Tetapi, tentu melakukan pendidikan yang terus-menerus adalah bentuk yang diutamakan dalam ajaran agama Islam. Situasi yang terus berubah, mengharuskan manusia untuk terus berupaya berkembang agar bisa menghadapi berbagai macam hal yang ditemui dalam kehidupan.

Lanjut pendidikan, bukan berarti fokus pada mempertanyakan pekerjaan apa yang akan kita dapat kelak, keuntungan apa yang bisa diperoleh, dan seterusnya. 

Tetapi, murni untuk memahami ilmu-ilmu pendidikan yang telah Allah turunkan ke alam semesta sebagai bentuk usaha mengenal Allah Sang Maha Pencipta. 

Jika kamu sudah lulus sarjana dan berencana lanjut pendidikan program magister, dikutip Kuresensi.xyz dari berbagai sumber, berikut kami sajikan 4 kampus yang tengah buka pendaftaran untuk pembelajaran semester genap.

Universitas Negeri Semarang (UNNES)

UNNES membuka pendaftaran program semester genap dimulai dari tanggal 8 November hingga 31 Desember 2022. 

Bagi kamu yang telah lulus sarjana dengan indeks prestasi minimal 2,75 atau berpengalaman kerja dapat mendaftar pada berbagai program studi yang ditawarkan. 

Jalur yang ditawarkan melalui seleksi mandiri dengan biaya pendaftaran program magister sebesar Rp. 250.000. Informasi lebih lanjut dapat anda akses melalui Penerimaan UNNES.

Baca juga: Ulasan Film Horor Qodrat Menurut Perspektif Islam

Universitas Gadjah Mada (UGM)

UGM membuka dalam dua gelombang. Gelombang I dari tanggal 5 Oktober hingga 10 November 2022. Gelombang II dari tanggl 29 November 2022 sampai 3 Januari 2023. Anda dapat mengakses pendaftaran melalui UM UGM dengan membuat akun pendaftaran dan mengisi biodata terlebih dahulu. 

UGM memperbolehkan lulusan sarjana dari program akreditasi A IPK minimal 2,50; akreditasi B IPK minimal 2,75; dan akreditasi C IPK minimal 3,00. Tes yang harus diikuti sebelum mendaftar di antaranya tes potensi dan tes kemampuan bahasa inggris. Persyaratan lebih lanjut dapat dilihat melalui UM UGM.

Institut Teknologi Bandung (ITB)

Ada tiga gelombang pendaftaran di ITB. Gelombang I telah selesai pada 14 Oktober 2022 lalu. Gelombang II dari 17 Oktober hingga 11 November 2022. Gelombang III akan dibuka pada 14 November hingga 9 Desember 2022. 

ITB mempersyaratkan pendaftar untuk memiliki sertifikat TPA Bappenas dan kemampuan bahasa inggris. Biaya pendaftaran seleksi sebesar Rp. 750.000. Informasi pendaftaran dapat diakses melalui Admission ITB.

Baca juga: Motivasi Menulis Menurut Prof Mudrajat

Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS)

UNS membuka dua gelombang untuk periode semester genap. Gelombang pertama sudah close sejak 14 Oktober lalu. 

Gelombang II dibuka mulai 22 November 2022 mendatang hingga 13 Januari 2023. Biaya pendaftaran program magister sebesar Rp. 400.000. UNS tidak mempersyaratkan harus memiliki sertifikat TPA dan Bahasa Inggris, tetapi akan menjadi nilai tambah jika ada. Informasi pendaftaran dapat diakses melalui SPMB UNS.

Selain empat Universitas yang telah disebutkan tentunya ada berbagai kampus lain yang juga membuka pendaftaran. Tidak hanya kampus dalam negeri, kampus luar negeri pun juga membuka pendaftaran dan kita semua memiliki potensi untuk menjadi bagian di dalamnya. 

Tinggal bagaimana kita berusaha untuk memperoleh apa yang kita inginkan. Jangan lupa untuk selalu melengkapi perjuangan dengan berdoa sebagai ikhtiar spiritual yang dilakukan.[s]

14 August 2022

Apa itu Resensi?



Kuresensi telah banyak menyajikan konten berupa resensi untuk membantu pembaca dalam mencari buku, film, atau anime yang mungkin disukai. Meski dalam beberapa kesempatan, selain sajian resensi blog ini juga menyajikan artikel dan berita. Pada kesempatan ini, barangkali kita perlu membahas secara mendetail mengenai resensi. Karena penamaan “resensi” mungkin cukup asing bagi orang-orang yang belum mengetahuinya. Tetapi dalam berbagai karya jurnalistik seperti media online, koran, dan majalah sudah banyak yang menyajikan resensi sebagai salah satu rubriknya.


Pengertian pertama dirujuk ke sumber utama pengertian dasar yaitu Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Berdasarkan KBBI, resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan tentang buku; ulasan buku.


Pengertian lain yang dirujuk dari Kompas.com yaitu menurut H. Dalman dalam Keterampilan Menulis (2016) menyatakan bahwa resensi merupakan tulisan ilmiah yang membahas isi sebuah buku, termasuk kelemahan dan keunggulannya untuk diberitahukan kepada pembaca.


Baca juga: Kumpulan Renungan Agar Tidak Salah Langkah


Jadi pengertian yang tertera di KBBI atau menurut H. Dalman menyatakan bahwa resensi ini merupakan pembicaraan yang bahasan utamanya adalah seputar ulasan buku. Meski begitu dalam perkembangannya, resensi tidak hanya sebatas membahas karya pustaka berupa buku atau yang lainnya. Tetapi lebih luas lagi, resensi bisa dibuat untuk mengulas berbagai karya. Seperti rubrik-rubrik di dalam Kuresensi yang selain membahas buku, juga membahas film dan anime pada ranah rubrik resensi.


Resensi ini memiliki beberapa tujuan tertentu. Pertama, memberi pemahaman komprehensif mengenai suatu karya berdasarkan sudut pandang penulis resensi. Kedua, mengajak pembaca berpikir dan mendiskusikan lebih jauh substansi karya. Ketiga, memberi pertimbangan kekurangan dan kelebihan buku. Keempat, memberi informasi mendetail tentang sebuah karya.


Ada tiga jenis resensi berdasarkan sajian informasi yang terkandung di dalamnya. Pertama resensi informatif, ulasan yang berisi informasi suatu karya. Biasanya berisi ringkasan mengenai substansi karya. Kedua resensi evaluatif, ulasan yang berisi penilaian karya. Berisi ringkasan juga, namun hanya secara singkat selebihnya penulis memaparkan penilaian mengenai kelemahan dan kelebihan karya. Ketiga resensi informatif-evaluatif, pada resensi ini penulis memadukan antara ringkasan karya dan penilaian kelebihan kekurangannya secara seimbang.


Baca juga: Itadori Yuji; Pahlawan atau Ancaman?


Secara umum resensi sama seperti teks wacana. Struktur resensi berisi judul, pendahuluan, isi, dan penutup. Namun sebelumnya resensi juga berisi data buku yang memberikan informasi detail buku yang diulas.


Artinya jika kita pernah menulis wacana, maka tidak akan kesulitan memahami bagaimana resensi itu ditulis. Karena pada dasarnya perbedaan resensi dari wacana adalah mengganti fokus data bahasannya menjadi data suatu karya yang dinilai. Tetapi, secara umum resensi juga memuat pendapat dan penilaian dari penulis terhadap sajian informasi suatu karya.


Jika anda berminat menulis resensi, ada berbagai media yang menerima tulisan resensi dari pembaca. Baik media online ataupun media cetak. Salah satunya anda bisa kirimkan di blog kuresensi ini dengan syarat yang dapat dibaca disini. Kuresensi menerima resensi dari penulis, baik berupa resensi buku, film, atau anime. Jika pembaca ingin mendiskusikan sesuatu atau ada kritik dan saran yang ingin diberikan bisa ditulis di komentar. Selamat menulis.

3 March 2022

Giripurno; Desa Ramah nan Hangat

Ilustrasi. Desa Giripurno


(Artikel oleh Zacky Chasan/ Mahasiswa UIN Walisongo)
 

KURESENSI MEDIA - Desa Giripurno merupakan salah satu desa yang terletak di lereng Gunung Sindoro, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Secara geografis Desa Giripurno berbatasan dengan Desa Dlimoyo di sebelah utara, Desa Katekan di sebelah selatan, Desa Pringapus di sebelah timur dan Gunung Sindoro di sebelah barat. 

Desa Giripurno terletak pada ketinggian 1.250 m di atas permukaan laut dan berjarak 5,3 km dari kecamatan Ngadirejo dan 23,2 km dari kota Kabupaten Temanggung, dengan luas 1.415 ha yang terbagi atas 26 ha sawah dan 1.389 ha non-sawah. 

Kawasan di Desa Giripurno terdiri dari lahan pemukiman dan lahan perkebunan, Desa Giripurno terdiri atas 4 dusun antara lain: Gedegan, Jlegong, Gintung dan Pringsewu.

Penduduk Desa Giripurno sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani sehingga sebagian besar dari mereka sibuk dari pagi sampai sore hari untuk pergi ke kebun. 

Kelompok wanita tani juga sangat aktif memanfaatkan bahan makanan untuk diolah menjadi produk cabai dan minuman jahe. Produk-produk ini bahkan sudah mulai dipasarkan dan memiliki merek sendiri. 

Desa ini memiliki beberapa organisasi kemasyarakatan seperti: Pokdarwis (kelompok sadar wisata), Among Tani, Kelompok Wanita Tani, Ibu-ibu kader Posyandu, Banser, Pemuda IPNU dan IPPNU, dan sebagainya.

Pendidikan informal seperti pengajaran agama di TPQ dan tempat pengajian, berjalan lancar. Anak-anak Desa Giripurno sangat antusias mengikuti pembelajaran. 

Selain itu, antusiasme anak-anak juga terlihat saat diadakan pelatihan bakat dan minat. Mereka sangat menikmati dan mengikuti pelatihan dengan sangat antusias.

Baca juga: Saling Bergotong-Royong, Upaya Bangun Bangsa Dari Dasar

Alam Desa Giripurno

Letak Desa Giripurno yang berada pada ketinggian 1.250 MDPL, hal ini menunjukkan bahwa Desa Giripurno memiliki daerah dengan kondisi dataran tinggi dengan iklim yang sejuk hingga dingin, sehingga pada daerah tersebut sangat cocok untuk komoditas perkebunan, komoditi yang terdapat di Giripurno antara lain: jagung, singkong, kol, cabai, sawi, tembakau dan kopi.

Temanggung memiliki berbagai pesona alam yang sangat indah. Salah satunya Alam Sewu, yang terletak di Desa Giripurno. 

Suasana yang sejuk serta pemandangan yang indah karena bisa melihat pemandangan sembilan gunung sekaligus, Kesembilan gunung tersebut adalah Gunung Sindoro, Gunung Kendil, Gunung Prau, Gunung Butak, Gunung Ungaran, Gunung Merapi, Gunung Telomoyo, dan Gunung Sumbing.

Sebuah tradisi turun temurun yang masih dilakukan oleh warga Dusun Gedegan, Desa Giripurno adalah Boyong Opak Gedang, tradisi tahunan ini dilakukan pada setiap tanggal 21 Ramadhan yang bertujuan untuk tolak bala. 

Boyong Opak Gedang dilakukan pada malam hari setelah shalat tarawih, pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan dengan mengelilingi Dusun Gedegan dengan membawa Opak (semacam rengginang) dan Gedang (pisang). 

Selain itu, selama bulan Ramadhan sampai hari raya, rumah-rumah di Desa Giripurno dipasang lampu LED yang menjadikan jalanan di Desa Giripurno terang benderang yang menjadi meriah setiap ada acara dibuat di hari Ramadhan tersebut.

Desa Giripurno pun juga memiliki kesenian seperti tari dayakan, tari jaran kepang, silat gambusan, dolalak, walengger, rebana jawa dan modern, musik band dan akustik dan tari mapak srengene. 

Kesenian yang begitu beragam dan melimpah ini membuat Desa Giripurno tidak pernah sepi dari pengunjung.

Giripurno, Dingin Tetapi Hangat

Selain memiliki berbagai tradisi yang membuat Desa Giripurno ini kaya akan unsur kebudayaan, Giripurno juga memiliki suatu nilai tambah yang sangat berkesan bagi pengunjung. 

Meski Desa Giripurno terletak di daerah ketinggian yang membuat cuaca di sana begitu dingin, masyarakat Desa Giripurno tetap menunjukkan sikap yang hangat. Kehangatan sikap ini ditunjukkan oleh budaya senyum, sapa, salam yang selalu terlukis di setiap kehidupan masyarakat Desa.

Hawa dingin Desa Giripurno tidak membuat masyarakatnya beku dan saling acuh tak acuh. Justru kebersamaan dan kehangatan tergambar begitu jelas pada setiap warga masyarakatnya, yang membuat setiap orang akan selalu merindukan Desa Giripurno. 

Tidak hanya orang tua, tetapi setiap orang dari mulai anak-anak, pemuda, dan pemerintah desa menunjukkan sikap hangat dan kepedulian yang begitu besar. Itulah berbagai alasan mengapa Desa Giripurno menjadi salah satu destinasi desa wisata yang sangat layak dikunjungi.[s]

Saling Bergotong Royong, Upaya Bangun Bangsa Dari Dasar

Ilustrasi. Saling Bergotong Royong, Upaya Bangun Bangsa Dari Dasar (Henning Westerkamp/pixabay)

KURESENSI MEDIA - Manusia ditakdirkan Tuhan sebagai makhluk sosial, artinya tidak bisa hidup sendiri. Maka manusia membutuhkan hubungan dan interaksi sosial dengan sesama. 

Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti saling menghormati, menghargai, dan saling menyayangi.

Saling membantu ini tentunya dalam hal kebaikan, bukan dalam keburukan dan kejahatan. Allah berfirman, 

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS al-Ma'idah [5]: 2).

Umat muslim sangat dianjurkan untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Bantuan sekecil apapun yang dapat diberikan kepada orang lain akan sangat berharga untuk orang tersebut.

Bantuan yang diberikan tidak hanya berupa harta saja, tetapi juga bisa berupa tenaga dan pikiran yang sesuai dengan kemampuan.

Makna Gotong-Royong

Gotong-royong berasal dari kata gotong yaitu bekerja dan royong yaitu bersama. 

Bersama dalam segala sikap sosial seperti musyawarah, kekeluargaan, saling membantu dalam melaksanakan suatu pekerjaan agar lebih mudah diselesaikan. 

Budaya gotong royong merupakan salah satu perwujutan nyata dari semangat jiwa persatuan Negara Indonesia. Dan budaya ini harus tetap dijaga dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Gotong royong merupakan satu usaha, satu amal, satu pekerjaan, satu perjuangan bantu-binantu bersama. 

Gotong royong merupakan identitas asli sekaligus pondasi sosial budaya bangsa Indonesia, yang secara harfiah berarti bekerja bersama-sama menurut batas kemampuannya untuk mencapai hasil yang ingin diwujudkan.

Memperkuat dan menggelorakan nilai-nilai gotong royong dan semangat kekeluargaan yang ada pada masyarakat sebagai energi bersama guna mengatasi dan menanggulangi berbagai masalah sekaligus membangun bangsa

Membangun bangsa membutuhkan kerja sama, gotong royong dari seluruh elemen bangsa untuk mencapai hasil yang diinginkan serta membangun komitmen dalam menjaga kebhinekaan agar tetap satu. 

Maka, membangun bangsa Indonesia tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, tapi perlu sinergi dan gotong royong oleh semua pihak.

Gotong-Royong dalam Nilai Pancasila 

Pancasila mengandung nilai-nilai dan keyakinan yang dapat menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Sebagai ideologi bangsa, nilai-nilai Pancasila perlu ditanamkan dalam diri setiap individu warga negara sejak usia dini. 

Salah satu nilai penting yang secara tersirat dalam ideologi Pancasila adalah nilai gotong royong. Karena dasar dari semua komponen dalam Pancasila adalah gotong royong. 

Memang gotong royong tidak tercantum secara gamblang dalam kelima sila dalam pancasila, namun, gotong royong merupakan intisari dari dasar negara Indonesia tersebut. 

Di era yang canggih dan serba cepat ini, budaya gotong royong dalam membangun semangat persatuan bangsa Indonesia diharapkan untuk tetap bertahan, kuat dan tak tergoyahkan terutama dalam semangat para pemuda-pemudi penerus bangsa. 

Oleh karena itu, budaya gotong royong perlu dikuatkan terus-menerus karena mulai surutnya semangat itu diera serba cepat dan canggih ini.

Maka dengan gotong royong akan memupuk rasa kebersamaan dan meningkatkan solidaritas sosial, mempererat semangat persaudaraan, menyadarkan masyarakat tentang kepentingan umum, tanggung jawab sosial, kerukunan, toleransi serta semangat persatuan dalam masyarakat tanpa pandang ras dan budaya.

Jadi budaya gotong royong sangat berperan dan sangat penting dalam semangat persatuan bangsa Indonesia. 

Budaya ini telah dikenal dari zaman dahulu dan terus dikembangkan dari zaman ke zaman. 

Walaupun zaman semakin canggih dan serba cepat, budaya ini tetap dipertahankan dan tidak boleh punah, karena budaya gotong royong adalah ciri khas bangsa Indonesia dan menjadi dasar bagi persatuan bangsa. 

Melalui budaya gotong royong, segala sesuatu yang sulit bisa menjadi mudah. Mari tetap memelihara budaya gotong royong dalam membangun semangat persatuan bangsa kita yaitu bangsa Indonesia. Wallahu’alam bishshawwab. [s]

(Elly Erna Safitri/Mahasiswa UIN Walisongo)

Tradisi Boyong Opak Gedang di Dusun Gedegan

 


(Artikel oleh Aulia Widya/ Mahasiswa UIN Walisongo)


Berbagai suku dan budaya di Indonesia menjadikan munculnya macam-macam tradisi di setiap daerah. Tradisi berasal dari kata traditium yang berarti sesuatu hal turun temurun dari masa lalu ke masa sekarang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988 : 959) tradisi adalah adat istiadat turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat atau penilaian, anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang paling baik dan benar. Ada banyak jenis tradisi dalam masyarakat Jawa, mulai lahir hingga kematian. Masing-masing ritual adat tersebut memiliki makna tersendiri dan masih dilakukan oleh masyarakat Jawa khususnya di pedesaan. Tradisi biasanya memiliki arti penyampaian informasi, kepercayaan dan adat istiadat dari mulut ke mulut atau melalui contoh dari satu generasi di suatu masa tanpa instruksi tertulis. Adanya kesinambungan dalam tradisi dan budaya dalam sikap, adat dan pranata sosial menjadi sebuah kebiasaan yang sudah ada sejak lama.


Seperti halnya di Desa Giripurno, tepatnya di Dusun Gedegan masih memiliki adat dan tradisi yang dilakukan setiap tahunnya. Dengan melakukan berbagai upacara sebagai bentuk menjaga tradisi, warga Dusun Gedegan selalu antusias untuk mengikutinya. Salah satu tradisi yang dilakukan di dusun tersebut yaitu Tradisi Boyong Opak Gedang. Arti dari masing-masing katanya ialah boyong yaitu membawa, sedangkan Opak di dusun Gedegan itu adalah makanan yang mirip seperti rengginang, dan Gedang yang berarti pisang. Konsep dari Boyong Opak Gedang yaitu melakukan pawai (jalan keliling) mengelilingi dusun dengan membawa opak dan pisang sebagai syarat. Tradisi tersebut dianggap oleh masyarakat dusun menjadi sebuah sedekah warga.


Boyong Opak Gedang dilaksanakan setiap satu tahun sekali di bulan Ramadhan, tepatnya pada malam 21 ramadhan dari sore hari hingga malam hari setelah shalat tarawih. Untuk acara pada sore harinya ialah acara sedekah desa di masjid, dan untuk upacara boyong opak gedang dilakukan pada malam hari setelah shalat tarawih. Pelaksanaan kegiatan tersebut yaitu dengan berjalan mengelilingi dusun Gedegan dengan membawa opak dan gedang. Dilakukan oleh pemuda dusun dan juga ibu-ibu Fatayat dusun Gedegan, dengan pemuda IPNU sebagai pembawa opak dan gedangnya berkeliling dusun. Setelah itu, opak dan gedang yang dibawa Pemuda IPNU diserahkan kepada ibu-ibu Fatayat.


Baca juga: Bangkit Menanam Sayur


Asal-Usul Boyong Opak Gedang

Asal usul adanya Opak Gedang yang disampaikan oleh tokoh masyarakat di dusun Gedegan yaitu setiap datangnya bulan ramadhan terdapat kepercayaan bahwa arwah leluhur di alam kubur itu dinaikkan di ujung pring (bambu), dan di saat bulan puasa arwah leluhur sudah berada di ujung pring. Maka dari itu, saat sudah menginjak malam 21 Ramadhan sebagai keluarga yang leluhurnya sudah tiada serta seluruh masyarakat desa menyediakan jamuan ibarat payung dan tongkat, payung dan tongkat di Dusun Gedegan yang dimaksud yaitu berupa Opak dan Gedang. Opak sebagai payung dan Gedang sebagai tongkatnya. Jamuan tersebut diyakini oleh masyarakat sekitar untuk para arwah leluhur mereka sebagai payung dan tongkat saat berada di alam kubur.


Mengapa harus Opak? karena sesepuh masyarakat Gedegan yang bertempat tinggal di sebelah selatan bernama Simbah Sosrobahu menyukai Opak, sedangkan Simbah Subroto yang bertempat tinggal di sebelah utara menyukai Gedang. Oleh karena itu, semua masyarakat Dusun Gedegan memercayai jika ingin maju dan damai desanya, sejatinya harus tetap melestarikan tradisi Boyong Opak Gedang. Tujuan diadakannya Boyong Opak Gedang yaitu sebagai sedekah untuk mendapatkan keberkahan Dusun Gedegan.


Selain menggelar acara tersebut, sudah menjadi kebiasaan masyarakat Gedegan setiap bulan ramadhan untuk membuat Goa Neon. Goa Neon adalah lampu warna-warni yang dipasang melengkung di depan rumah masing-masing, dan tiap RT untuk menyamakan warna lampunya. Dengan adanya agenda tersebut, Dusun Gedegan menjadi  kampung ramadhan di Temanggung. Banyaknya spot foto dan ada live music menjadikan dusun tersebut menjadi seperti tempat wisata.


Tonton Boyong Opak Gedang pada link ini: Tradisi Boyong Opak Gedang

Harga Tembakau Rendah, Petani di Giripurno Temanggung Beralih Tanam Sayur


 

(Artikel oleh Dwi Mayangsari/ Mahasiswa UIN Walisongo)


Temanggung merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang terkenal sebagai penghasil tembakau. Di kalangan produsen rokok, tembakau Temanggung sangat terkenal karena kualitasnya yang baik. Bahkan terdapat tembakau yang mencapai harga Rp 850.000 per kilogram untuk jenis Srintil yang sesuai dengan standar kualitas pabrik. Namun tidak banyak petani yang dapat menjual tembakau tersebut karena selain dari perawatan juga bergantung dengan faktor cuaca sehingga mayoritas petani tembakau menjual pada kisaran harga Rp 50.000 – Rp 80.000 per kilogram.


Beberapa tahun terakhir, banyak petani tembakau yang merugi karena harga jual tembakau yang rendah. Faktor utama yang menyebabkan rendahnya harga tembakau yaitu karena makelar. Makelar ialah perantara perdagangan antara penjual dan pembeli. Banyak petani yang tertipu oleh makelar sehingga merasa kapok untuk menjual tembakau. Faktor selanjutnya yaitu karena kualitas tembakau yang tidak memenuhi standar kualitas pabrik yang disebabkan oleh faktor alam, terutama cuaca. Cuaca yang tidak menentu kerap membuat petani gagal panen karena tembakau yang dihasilkan tidak susuai dengan permintaan pabrik sehingga akan sulit bagi petani untuk menjual tembakau tersebut bahkan ketika dijualpun harus menerima kenyataan pahit karena harganya jauh dari harga biasanya.


Harga jual yang rendah tentu membuat pendapatan petani rendah pula, namun pada kenyataannya modal awal yang telah digelontorkan oleh petani tidaklah sedikit. Perlu diketahui bahwa mayoritas petani tembakau meminjam modal untuk menanam tembakau dengan bunga yang cukup besar. Sehingga dengan pendapatan yang rendah maka kebutuhan sehari-hari petani tidak tercukupi. Karena hal itulah banyak petani tembakau yang berganti ke komoditas sayuran.


Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang Beri Penyuluhan Kesehatan di Desa Giripurno Temanggung


Giripurno Beralih Komoditas Tanam

Salah satu desa di Kabupaten Temanggung yang mayoritas petani tembakaunya beralih ke sayuran ialah petani di Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo. Dahulu masyarakat di Desa Giripurno masih mengandalkan tembakau untuk mencukupi kehidupan sehari-hari. Namun karena faktor yang telah disebutkan membuat warga harus mencari alternatif (jalan keluar) dari permasalahan tersebut. Mereka harus bangkit dari keterpurukan ekonomi yang saat itu terjadi sampai akhirnya para petani mulai menanam sayur sebagai ladang mencari penghidupan. Hal ini tentu saja perlu waktu terlebih Kabupaten Temanggung sendiri sudah dikenal di Indonesia sebagai penghasil tembakau. Masa panen sayuran tidak selama ketika menanam tembakau, begitupun modal yang dikeluarkan untuk menanam sayuran tidak sebanyak saat menanam tembakau. Hal ini mampu membuat warga untuk mencoba bercocok tanam sayuran karena selain perputaran uang berjalan lancar, sayuran juga dapat dikonsumsi untuk kebutuhan pangan sehari-hari.


Saat ini mulai dari dewasa hingga orang tua di Desa Giripurno setiap hari bercocok tanam sayuran di ladang mereka. Setiap pagi mereka berangkat ke ladang dengan membawa bekal makan siang. Sekitar jam 1 siang mereka sudah kembali ke rumah masing-masing. Mayoritas warga menanam sayuran seperti sawi, kubis, daun bawang, bawang merah, cabai,  buncis dan lainnya. Di antara sayuran tersebut cabai merupakan komoditas yang paling banyak ditanam oleh para petani sayur baik cabai rawit maupun cabai keriting. 


Mereka menanam cabai dalam gundukan tanah yang ditutup dengan polybag. Di pinggir lahan, petani memanfaatkannya untuk menanam sayuran lainnya seperti sawi sehingga akan lebih menguntungkan mereka. Hal ini karena masa panen cabai yaitu kisaran 2-4 bulan setelah masa tanam, sedangkan umur panen terlama sawi yaitu 70 hari.  Jadi, sebelum cabai mencapai masa panen para petani bisa memanen dan menjual sawi terlebih dahulu. Hasil panen sayuran tersebut banyak yang dijual ke luar Kabupaten Temanggung dan harga sayuran terbilang stabil dibanding tembakau. Penghasilan dari menanan sayuran mampu untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Bahkan banyak petani yang hidupnya kini lebih sejahtera dengan menanam sayur.

Fakta Menarik Tentang Alam Sewu Temanggung


(Artikel oleh Ismi Alif Qur'aniyah/Mahasiswa UIN Walisongo)

Alam Sewu merupakan salah satu tempat wisata yang berada di Dusun Pringsewu, Desa Giripurno, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung. Alam Sewu ini didirikan oleh pemuda Pringsewu dalam suatu organisasi Aktivis Pemuda Pecinta Alam (APPA) pada tahun 2013. Di tahun 2021, Alam Sewu mulai dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Girimulyo yang terdiri dari pemuda-pemuda Desa Giripurno.


Dinamakan Alam Sewu karena terletak di atas Dusun Pringsewu dengan ketinggian 1600 Meter di Atas Permukaan Laut (MDPL). Alam Sewu ini memiliki jarak sekitar 500 meter dari pemukiman warga Dusun Pringsewu. Sedangkan, dari Kota Temanggung berjarak kurang lebih 35 Kilometer dan berjarak 2,4 Kilometer dari Desa Giripurno. Batasan sebelah Utara Alam Sewu  ialah Desa Dlimoyo, sebelah Selatan Desa Katekan, sebelah Barat Gunung Sindoro, dan sebelah Timur Desa Gejagan. Cukup dengan membayar tiket Rp 5000,00 pengunjung dapat menikmati pesona Alam sewu sepuasnya.


Pesona Alam Sewu ini tampak menakjubkan karena dapat melihat pemandangan sembilan gunung sekaligus. Sembilan gunung tersebut ialah Gunung Sindoro, Gunung Kendil, Gunung Prau, Gunung Butak, Gunung Ungaran, Gunung Merapi, Gunung Telomoyo, dan Gunung Sumbing. Semua Gunung tersebut akan terlihat jelas ketika tidak ada kabut yang menyelimuti sekelilingnya. Ketika malam hari akan terlihat lampu-lampu dari berbagai belahan kota yang dapat memberikan minat pengunjung untuk tetap singgah di Alam Sewu.


Wisata Alam Sewu ini menyajikan keindahan panorama yang dilengkapi dengan beberapa spot foto. Selain itu, di pagi hari pengunjung dapat melihat sunrise dengan nuansa alam sekitar. Sekelilingnya terdapat tanaman hias dan beberapa fasilitas. Fasilitas tersebut yakni gazebo, toilet, musholla, kedai kopi, tempat parkir, dan sebagainya. Biasanya, gazebo Alam Sewu sering dijadikan tempat singgah atau istirahat petani sekitar.


Baca juga: Mahasiswa KKN UIN Walisongo Beri Pelatihan Bisnis Online di Desa Giripurno Temanggung


Di Alam Sewu terdapat Rumah Tembakau yang membelakangi Gunung Sindoro. Rumah Tembakau tersebut akan dijadikan museum yang berisi deskripsi dan dokumen mengenai petani tembakau desa Giripurno. Desain Rumah Tembakau itu sendiri terdapat gambar kopi, tembakau, dan kuda lumping yang mana mengisahkan orang-orang Giripurno yang mayoritas menanam kopi dan tembakau. Sedangkan kuda lumping merupakan tarian orang-orang Giripurno.


Tak heran, jika Alam Sewu seringkali dijadikan tempat pagelaran kesenian seperti halnya Tari Mapak Srengenge, Tari Jaranan  dan sebagainya. Hal ini bertujuan untuk melestarikan budaya masyarakat desa Giripuno. Selain itu, Alam Sewu juga sering dijadikan tempat camping baik untuk anak-anak ataupun dewasa.


Biasanya, Alam Sewu juga mengadakan agenda pesta seratus lampion di malam hari. Pesta seratus lampion tersebut diadakan pada setiap Bulan Mei. Namun, karena ketidakadaannya lampion, maka kini agenda pesta seratus lampion telah digantikan dengan agenda pesta seribu cahaya. Agenda pesta seribu cahaya dari lilin tersebut memberikan makna harapan dan doa dari warga Desa Giripurno. Hal ini menjadi daya tarik wisatawan yang ingin ikut melihat keindahan seribu cahaya dari lilin.


Baca juga: KKN Daring, Tantangan atau Ancaman Mahasiswa?


Dulu, awalnya Alam Sewu merupakan kawasan pertanian biasa yang kemudian pemuda sekitar melihat potensi keindahan Alam Sewu. Hingga pada akhirnya Alam Sewu dijadikan tempat wisata yang kini sering digunakan untuk kegiatan-kegiatan besar. Tempat Alam Sewu yang luas dan udaranya yang masih segar memberikan sensasi nyaman bagi para pengunjung. Melihat pesona Alam Sewu yang begitu indah, patutlah dijaga dan dirawat keaslian alam dan kebersihannya. Hal ini sebagai wujud dari kecintaan kita terhadap alam sekitar. 

29 November 2021

Olahraga sebagai Penjaga Sistem Imunitas di Masa Pandemi

 


(Artikel oleh Zakia Pratiwi/ Anggota KKN RDR Kelompok 76 UIN Walisongo)


Pandemi Covid-19 terjadi ketika kondisi atau keadaan persebaran Covid-19 telah menyebar ke wilayah di seluruh dunia. Data per-18 November 2021 tercatat 255.633.407 kasus Covid-19 di seluruh dunia dan di Indonesia telah mencapai 4.251.945 kasus terkonfirmasi Covid-19. Pandemi telah memengaruhi berbagai aspek secara internasional dalam bidang ekonomi, politik, sosial, aktivitas keagamaan dan kesehatan. Transmisi Covid-19 terjadi terutama melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi virus melalui percikan air liur (batuk, bersin), benda yang terkontaminasi, dan transmisi udara. Masing-masing orang memiliki respons yang berbeda terhadap Covid-19. Sebagian orang yang terpapar virus ini akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa perlu dirawat di rumah sakit. Gambaran klinis infeksi Covid-19 adalah demam, batuk, sesak napas, diare, nyeri kepala dan kehilangan rasa atau bau. Strategi pencegahan yang baik dapat mengurangi tingkat penyebaran penyakit (Halabchi et al., 2020).

 

Pandemi Covid-19 ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat. Semua kegiatan harus dilakukan dari rumah, baik itu belajar, bekerja, beribadah, bahkan olahraga sekalipun. Sebenarnya olahraga bisa dilakukan di luar rumah maupun di dalam rumah. Namun, di masa pandemi olahraga harus dilakukan dengan cermat dan dipertimbangkan dengan seksama.  Banyak orang menganggap yang penting olahraga dengan jarak terpisah minimal satu meter dan memakai masker sudah cukup aman. Padahal tidak semua olahraga di luar ruangan itu aman.

 

Baca juga: Pengaruh Ketidakpatuhan Masyarakat Terhadap Penyebaran Covid-19


Olahraga saat Pandemi dan Intensitasnya

Pada masa pandemi melakukan olahraga dengan intensitas dan durasi sedang dapat mendukung respon imun dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Sedangkan olahraga dengan intensitas tinggi dan berkepanjangan tidak disarankan untuk dilakukan karena dapat menyebabkan turunnya imunitas tubuh. Olahraga di masa pandemi menjadi suatu kebutuhan pokok karena olahraga dapat mengusir kebosanan di rumah, meningkatkan imunitas, mengisi waktu luang, dan meningkatkan energi dalam menjalankan rutinitas sehari-hari. Kurangnya aktivitas fisik selama masa pandemi dapat meningkatkan risiko penyakit dan obesitas. Asupan makanan meningkat disertai aktivitas fisik berkurang akan meningkatkan obesitas. Aktivitas fisik yang tepat dapat mengurangi stres dan kecemasan. Kadar endorfin akan meningkat setelah berolahraga (Malt et al., 2019). 

 

Keadaan udara pada masa pandemi ini memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, konsentrasi nitrogen dioksida berkurang jauh sejak adanya larangan dan pembatasan transportasi di jalanan. Sekolah dan kampus ditutup untuk mengurangi penyebaran penyakit dan karantina masal (Wilder-Smith and Freedman, 2020). Bahkan emisi karbondioksida juga menurun (Dutheil, 2020). Namun udara juga dikontaminasi oleh percikan air liur (batuk, bersin) masyarakat penderita Covid-19 (orang tanpa gejala) yang masih berlalu lalang harus melakukan berbagai aktivitas di luar rumah. Tentunya hal ini harus dipertimbangkan dengan cermat saat melakukan olahraga di luar rumah. Jika terpaksa berolahraga di luar rumah dan menggunakan fasilitas umum, hendaknya melakukan desinfeksi ke semua peralatan sebelum dan setelahnya. Pada prinsipnya, peningkatan kemungkinan untuk kontak dengan orang yang terinfeksi ataupun melakukan hal yang dapat menurunkan sistem imun, akan  meningkatkan risiko kita untuk terinfeksi virus ini. Jika awalnya kita tidak terbiasa berolahraga, disarankan untuk melakukan olahraga secara bertahap. Olahraga berlebihan secara mendadak dapat menurunkan sistem imun (Zhu, 2020).

 

Olahraga meningkatkan respon sel dan sistem imun dalam hitungan detik sampai menit setelah mulai berolahraga. Jadi disarankan olahraga secara rutin agar imunitas terpelihara dengan baik. Rekomendasi mengenai olahraga pada masa pandemi tergantung keadaan kesehatan masing-masing. Pada masa pandemi, semua orang tidak diperbolehkan melakukan olahraga dengan intensitas tinggi. Hal ini dilakukan karena orang yang tidak menunjukkan gejala infeksi terhadap Covid-19 pun dapat menularkan penyakit pada orang lain (carrier) (Halabchi et al., 2020). Olahraga di rumah dengan alat sederhana sangat cocok untuk meminimalkan risiko penularan dan mengurangi risiko penyakit kronis. Naik turun tangga, senam, yoga, angkat beban, sit up, push up, maupun senam juga merupakan alternatif yang baik. Olahraga tersebut hanya membutuhkan sedikit ruang dan bisa dilakukan di setiap waktu. Video olahraga yang tersedia di internet juga bisa dimanfaatkan untuk acuan mempertahankan kesehatan fisik dan mental selama periode kritis pandemi ini (Chen et al., 2020). Olahraga sebaiknya dilakukan minimal 30 menit dengan intensitas sedang setiap hari.


(Zakia Pratiwi/ Anggota KKN RDR Kelompok 76 UIN Walisongo)*