![]() |
Ilustrasi resensi anime Bluelock |
KURESENSI MEDIA - Sepak bola selalu identik dengan ambisi dan kerja sama tim. Selain kerja sama tim, mereka juga selalu membutuhkan sosok pahlawan sepak bola yang dapat memimpin dan membawa kepercayaan diri bagi tim.
Ketika sebuah tim sepak bola berisi banyak pemain hebat, tetapi tidak satupun yang mampu menjadi pemersatu dan pemimpin maka dipastikan tidak akan se-powerfull tim yang memiliki sosok pahlawan tersebut.
Setelah sukses menggemparkan jagad anime berbau sepak bola dengan Captain Tsubasa dan Aoashi yang hanya terbit dalam sekuel singkat. Kini, anime sepak bola kembali hadir melalui “Bluelock”.
Penulis sendiri berharap semoga saja anime sepak bola ini menyajikan kisah yang epick melebihi Captain Tsubasa dan Aoashi. Tetapi, tentu harapan lebih lanjut agar terbit dalam jumlah episode yang lebih banyak dari para pendahulunya.
Baca juga: Ulasan Film Horor “Qodrat” Menurut Perspektif Islam
Meski tiga anime sepak bola ini tentunya mengisahkan tim Jepang, tetapi penulis pun berharap keajaiban sepak bola terjadi bagi Indonesia.
Indonesia selalu terlihat sebagai tim hebat di mata penulis, tetapi tim ini tidak pernah bisa melebihi ekspektasi para pendukung untuk terbang lebih tinggi di kompetisi internasional.
“Bluelock”
Itulah yang juga hendak dicapai proyek “Bluelock”. Sepak bola Jepang telah begitu berkembang hingga mencapai babak penyisihan piala dunia. Tetapi Jepang tersingkir pada gelaran Piala Dunia FIFA 2018.
Pelatih baru tim Jepang, Ego Jinpachi menghadirkan proyek Bluelock ini untuk menciptakan sosok striker penuh ambisi yang mampu menjadi pahlawan bagi tim.
Baca juga: Motivasi Menulis Menurut Prof Mudrajad
Jinpachi bermaksud menghancurkan sepak bola pecundang jepang dengan memperkenalkan konsep pelatihan baru yang begitu radikal. Jinpachi mengisolasi 300 striker muda dalam Bluelock, sebuah camp pelatihan yang mirip dengan penjara.
Ia menempatkan 300 striker muda itu dalam pelatihan yang ketat untuk menciptakan sosok striker dengan ego terbesar di dunia.
Isagi Youichi, memulai anime ini dengan pertandingan penyisihan menuju turnamen nasional bersama timnya. Namun, timnya kalah karena kelalaian rekannya yang tak bisa menciptakan gol di akhir peluang yang hadir di depan mata.
Isagi Youichi merasa begitu menyesal telah memberikan umpan kepada rekannya. Dirinya berpikir kenapa saat itu tidak ia tendang langsung ke gawang, justru dirinya malah terpikir untuk mengumpan.
Baca juga: Tasawuf Modern dan Pokok-Pokok Kebahagiaan Menurut Buya Hamka
Meski timnya kalah, Isagi Youichi menjadi salah satu striker yang mendapat undangan untuk ikut serta dalam proyek Bluelock. Antara kaget dan bingung, Isagi Youichi menerima tawaran itu karena tidak ada lagi masa depannya di sepak bola jika ia tidak mengikuti proyek tersebut.
Bersama striker lainnya, mereka bertemu Ego Jinpachi dalam proyek Bluelock dan mendengarkan berbagai hal terkait Bluelock.
Ryousuke Kira, seorang striker dari tim yang mengalahkan tim Isagi, sangat tidak menyetujui proyek Bluelock.
Namun, karena penjelasan Ego Jinpachi yang memancing semangat Isagi untuk ikut serta ke dalam proyek Bluelock membuat Kira dan striker lainnya langsung masuk dan ambil bagian dalam proyek gila itu.
Baca juga: Film Mencuri Raden Saleh: Boleh Ditonton, Tak Boleh Ditiru
Hikmah Bagi Tim Sepak Bola
Entah bagi tim manapun, semua tim menginginkan untuk selalu menjuarai turnamen. Baik itu tim Jepang atau Indonesia sekali pun. Proyek untuk menjadi juara bukanlah proyek murah, tetapi memerlukan dedikasi tinggi dan biaya yang tidak terjangkau.
Selain itu, untuk menciptakan tim hebat tentunya harus ada orang-orang yang tersisih sampai menyisakan mereka yang benar-benar mampu memikul beban tim.
Apakah Ego Jinpachi akan berhasil menciptakan striker egois yang mampu menjadi pahlawan bagi Jepang?
Membawa Jepang meraih impian menjadi juara piala dunia? Atau sebaliknya proyek ini akan sia-sia belaka? Selamat menyaksikan kelanjutannya di “Bluelock”.[s]