27 August 2022

Film Mencuri Raden Saleh: Boleh Ditonton, Tak Boleh Ditiru


 

Mencuri Raden Saleh – Angga Dwimas Sasongko

(Resensi oleh Firman Hardianto)

 

Jagad perfilman Indonesia kembali menggema dengan hadirnya film Mencuri Raden Saleh yang mulai tayang pada 25 Agustus 2022 kemarin. Film ini disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko dengan cerita yang ditulis oleh Husein Atmodjo. Mencuri Raden Saleh menyuguhkan kisah yang begitu epic sesuai genrenya – film laga dengan drama aksi perampokan. Sebagai film asli Indonesia, Mencuri Raden Saleh sangat layak ditonton oleh penonton 13+ sesuai disclaimer yang ditayangkan sebelum film dimulai. Film ini mendapatkan vote 9,7/10 di aplikasi Tix Id dengan 14.706 orang menandainya sebagai watchlist yang akan ditonton.


Penonton dibatasi usia bukan tanpa alasan, film ini cerita utamanya menyuguhkan aksi perampokan yang bakal dilakukan oleh para amatiran yang dijebak oleh mantan presiden Permadi. Tak hanya itu, film ini juga menggambarkan usaha yang kurang baik secara value berkenaan dengan pemalsuan, balap liar, judi, dan hacker. Tentunya tidak akan baik jika ditonton oleh anak-anak yang masih dalam masa perkembangan pola pikir.


Meski begitu, film ini tetap sangat layak ditonton oleh usia 13+ sebagai pembelajaran penting bahwa kehidupan itu ternyata tidak semudah yang diinginkan. Banyak hal yang diharapkan tetapi tidak semua hal terwujud dengan cara yang mudah. Beberapa hal yang mungkin dapat dicontoh adalah keuletan dalam berusaha, sikap pantang menyerah, peduli pada teman, berhati-hati dalam bertindak, perlawanan dan tidak mudah percaya pada orang lain.


Baca juga: Apa itu Resensi?


Sinopsis


Film ini mengisahkan Piko sebagai mahasiswa tingkat akhir jurusan seni rupa yang kerap melakukan pekerjaan sampingan dengan memalsukan lukisan. Data-data Piko dalam memalsukan lukisan dicari oleh seorang hacker bernama Ucup. Mereka berdua bekerja sama untuk memalsukan lukisan yang diminta oleh Dini, seorang kurator lukisan.


Tetapi usaha yang dilakukan Piko sebenarnya ditentang oleh pacarnya, Sarah. Sarah kurang begitu sepakat jika Piko bekerja sama dengan Ucup mengerjakan sesuatu yang tak pernah diberitahukan kepada Sarah. Sarah lebih senang jika Piko menyelesaikan tugas akhirnya dan segera menuntaskan pendidikan sarjananya. Tetapi lain cerita dengan Piko, Piko berpikir bahwa bisnisnya dengan Ucup akan menjadikan Piko seorang yang kaya dan memiliki harta berlimpah.


Piko memiliki Ayah yang menjadi tahanan di Bandung. Ayahnya ditahan karena dijebak oleh Presiden Permadi. Jika Ayahnya ingin bebas, dia membutuhkan uang 2 milyar untuk membayar pengacara yang bisa membebaskannya. Piko menceritakan hal itu pada Ucup, ia memberikan jalan keluar agar Piko kembali memalsukan lukisan untuk mendapatkan uang. Ucup paham bahwa lukisan yang dipalsukan oleh Piko bisa dilelang dengan harga tinggi dan selama ini Dini telah mengambil untuk terlalu banyak dari pekerjaan mereka berdua.


Baca juga: Sekantong Kritik untuk Film Pengabdi Setan 2


Akhirnya pada permintaan Dini selanjutnya, Dini menawarkan bayaran sesuai uang yang dibutuhkan Piko yaitu 1 milyar untuk memalsukan lukisan karya Raden Saleh berjudul Penangkapan Pangeran Diponegoro. Sebagai mahasiswa seni rupa, Piko tahu lukisan Raden Saleh tidak bisa sembarang dipalsukan karena tidak hanya sebatas lukisan tetapi banyak hal yang tidak diketahui mereka berkenaan dengan data, fakta, teknik melukis, perasaan, dan sebagainya. Tetapi, Ucup menawar agar Dini memberikan bayaran 2 milyar untuk pengerjaan lukisan. Piko tidak dapat menolak dan akhirnya Dini mengiyakan sebagai tanda kesepakatan.


Setelah lukisan itu berhasil dipalsukan, tak disangka pemesannya adalah Mantan Presiden Permadi. Mantan Presiden Permadi menjebak Piko yang datang bersama Ucup dan Sarah agar mau menukar lukisan palsu itu dengan lukisan yang asli dengan bayaran 17 milyar. Permadi mengancam Piko, jika mereka tak melakukan itu maka Ayahnya akan menjadi korban kekerasan di dalam tahanan. Mereka tak punya pilihan, akhirnya mereka pun melakukannya.


Apakah mereka akan berhasil mencuri lukisan itu? Bagaimana perasaan mereka dijebak oleh seorang Mantan Presiden? Dan Mengapa Mantan Presiden Permadi menginginkan lukisan yang asli sebagai asset negara itu? Saksikan kelanjutan kisahnya selama masih ada penayangan di bioskop.