Tate no Yuusha no Nariagari
(Resensi oleh Firman Hardianto)
Hidup dalam dunia nyata dan melakukan rutinitas yang sama setiap
harinya pasti membosankan bagi siapapun. Jangankan bagi manusia, sepetak tanah
yang hanya ditanami satu varietas tanaman yang sama pun akan merasa bosan dan
semakin lama akan semakin berkurang kesuburannya. Kisah yang berbeda
diceritakan dalam sebuah anime Tate no Yuusha no Nariagari (aka:
Bangkitnya Sang Pahlawan Perisai). Seorang mahasiswa otaku semester 4 di
Jepang, Iwatani Naofumi yang pada mulanya menjalani kehidupan sebagai otaku biasa,
tidak bekerja paruh waktu, dan hidup nyaman tanpa melakukan banyak aktivitas
yang berbeda.
Suatu hari ketika Naofumi pergi ke perpustakaan kota untuk membaca Light
Novel tanpa sengaja dia menjatuhkan beberapa buku di lemari perpustakaan
dan menemukan buku Legenda Empat Senjata Pahlawan. Buku berwarna merah kusam
dengan aroma misterius itu mengundang rasa penasaran Naofumi untuk segera membukanya.
Naofumi mulai membaca halaman pertama dari buku tersebut, membuka halaman
selanjutnya, dan selanjutnya, dan seterusnya. Ketika sedang asyik membaca,
tiba-tiba Naofumi menemukan halaman kosong di buku itu.
Naofumi mulai bertanya, ada apa ini? Ia membuka halaman
seterusnya tetapi semuanya kosong. Buku itu tiba-tiba mulai mengeluarkan
cahaya. Cahaya itu semakin besar dan Naofumi mulai sadar dirinya jatuh melalui
cahaya yang muncul dari buku. Naofumi telah berpindah tempat, memakai perisai
di tangannya dan di sekitarnya ada tiga orang yang terlihat seperti tiga
pahlawan lain dari buku yang sebelumnya dibaca. Selain itu, ada orang-orang di
depannya yang kemudian mulai berbicara, tuan pahlawan selamatkanlah kami!
Baca juga: Shaman King; Pertarungan Para Shaman Memperebutkan Gelar Raja
Awal Kemunculan Mereka
Mereka berempat telah memegang masing-masing senjata vassal,
perisai, tombak, pedang, dan panah. Di depannya telah ada beberapa orang yang
terlihat memakai jubah kuno dan mengatakan, wahai pahlawan selamatkanlah
dunia ini! Dunia tengah berada di ujung tanduk. Kami telah melakukan ritual
pemanggilan pahlawan legendaris. Naofumi bertanya di dalam hati, berarti
kami berempat merupakan pahlawan legendaris ya?
Tiga pemegang senjata tombak, pedang, dan panah mulai menggerutu. Bisakah
kalian mengembalikan kami? Apa kalian sama sekali tidak merasa bersalah setelah
memanggil kami dengan paksa? Bisakah kalian menghargai keinginan kami? Kalau kalian
bertindak bodoh, kami bisa menjadi musuh. Mereka saling menggerutu dengan
mengacungkan senjata mereka ke hadapan orang-orang berpakaian kuno itu.
Kemudian salah satu dari mereka mengatakan, kami ingin anda mendengar
penjelasan dari Raja Merlomark. Setelahnya mereka semua mulai keluar dari
ruangan pemanggilan pahlawan itu yang terlihat sangat berbeda dari Jepang.
Naofumi mulai terkesan dengan keadaan di sekitar dan merasa pengetahuannya
tidak sedalam pahlawan yang dipanggil lainnya.
Mereka berempat telah berada di depan Raja Merlomark dan Raja
meminta para pahlawan untuk memperkenalkan diri. Amaki Ren, pemegang senjata
pedang; Kitamura Motoyasu, pemegang senjata tombak; Kawasumi Itsuki, pemegang
senjata panah; dan sepertinya Raja terlihat tidak menyukai Naofumi si pemegang
senjata perisai.
Baca juga : Di Bawah Lindungan Ka’bah; Antara Cinta dan Ujian
Pahlawan Perisai Dikucilkan
Raja seperti tak menganggap penjelasan Naofumi dan tentunya membuat
Naofumi merasa kesal, Raja Merlomark langsung menjelaskan bahwa Merlomark
tengah dalam situasi genting. Dunia yang memanggil mereka meramalkan akan
hancur. Ramalan yang mereka percayai, dunia itu akan hancur melalui gelombang
serangan yang membawa malapetaka. Gelombang itu datang berkali-kali dan tidak
bisa dihentikan sehingga dunia akan hancur. Mereka berempat dipanggil melalui
ritual untuk melawan gelombang malapetaka dan memenuhi peran sebagai pahlawan
legendaris.
Namun, sebenarnya peraturan dalam dunia itu adalah setiap kerajaan
hanya boleh memanggil satu dari keempat pahlawan legendaris. Tetapi Kerajaan
Merlomark melanggar hal itu dan memanggil keempat pahlawan sekaligus. Meski
begitu, para pahlawan dipanggil tidak langsung memiliki kemampuan yang hebat.
Seperti dalam dunia game, mereka harus meningkatkan level mereka masing-masing.
Ketika sedang meningkatkan level kekuatan mereka, Naofumi ditipu
oleh Mey, putri dari Raja Merlomark. Naofumi dituduh melakukan pemerkosaan
kepada Mey. Semua harta Naofumi diambil, dan Naofumi pergi seorang diri. Apa
yang akan terjadi dengan keempat pahlawan tersebut? Bisakah mereka memenuhi
peran sebagai para pahlawan? Dan bagaimana Naofumi akan menjalani kehidupan
sebagai pahlawan perisai yang dari awal telah diperlakukan berbeda? Anda dapat
menyaksikan kelanjutannya dalam anime Tate no Yuusha no Nariagari.
No comments:
Post a Comment