(Artikel oleh Zakia Pratiwi/ Anggota KKN RDR Kelompok 76 UIN Walisongo)
Pandemi Covid-19 terjadi ketika kondisi
atau keadaan persebaran Covid-19 telah menyebar ke wilayah di seluruh dunia.
Data per-18
November 2021 tercatat 255.633.407 kasus
Covid-19 di seluruh dunia dan di Indonesia telah mencapai 4.251.945 kasus
terkonfirmasi Covid-19. Pandemi telah memengaruhi berbagai aspek secara
internasional dalam bidang ekonomi, politik, sosial, aktivitas keagamaan dan
kesehatan. Transmisi Covid-19 terjadi
terutama melalui kontak erat
dengan orang yang terinfeksi virus melalui percikan air liur (batuk, bersin),
benda yang terkontaminasi, dan transmisi udara. Masing-masing orang memiliki
respons yang berbeda terhadap Covid-19. Sebagian orang yang terpapar virus ini
akan mengalami gejala ringan hingga sedang, dan akan pulih tanpa perlu dirawat
di rumah sakit. Gambaran
klinis infeksi Covid-19 adalah demam, batuk, sesak napas, diare, nyeri kepala dan kehilangan
rasa atau bau. Strategi pencegahan yang baik dapat mengurangi tingkat
penyebaran penyakit (Halabchi et al., 2020).
Pandemi
Covid-19
ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan
masyarakat. Semua kegiatan harus dilakukan dari rumah, baik itu belajar,
bekerja, beribadah, bahkan olahraga sekalipun. Sebenarnya olahraga bisa
dilakukan di luar rumah maupun di dalam rumah. Namun, di masa pandemi olahraga
harus dilakukan dengan cermat dan dipertimbangkan dengan seksama. Banyak orang menganggap yang penting olahraga
dengan jarak terpisah minimal satu meter dan memakai masker sudah cukup aman.
Padahal tidak semua olahraga di luar ruangan itu aman.
Olahraga saat Pandemi dan Intensitasnya
Pada
masa pandemi melakukan olahraga dengan intensitas dan durasi sedang dapat mendukung
respon imun dan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Sedangkan
olahraga dengan intensitas tinggi dan berkepanjangan tidak disarankan untuk
dilakukan karena dapat menyebabkan turunnya imunitas tubuh. Olahraga di masa pandemi
menjadi suatu kebutuhan pokok karena olahraga dapat mengusir kebosanan di
rumah, meningkatkan imunitas, mengisi waktu luang, dan meningkatkan energi
dalam menjalankan rutinitas sehari-hari. Kurangnya aktivitas fisik selama masa
pandemi dapat meningkatkan risiko penyakit dan obesitas. Asupan makanan
meningkat disertai aktivitas fisik berkurang akan meningkatkan obesitas. Aktivitas
fisik yang tepat dapat mengurangi stres dan kecemasan. Kadar endorfin akan meningkat
setelah berolahraga (Malt et al., 2019).
Keadaan
udara pada masa pandemi ini memiliki dua sisi yang berbeda. Di satu sisi,
konsentrasi nitrogen dioksida berkurang jauh sejak adanya larangan dan
pembatasan transportasi di jalanan. Sekolah dan kampus ditutup untuk mengurangi
penyebaran penyakit dan karantina masal (Wilder-Smith and Freedman, 2020). Bahkan
emisi karbondioksida juga menurun (Dutheil, 2020). Namun udara juga
dikontaminasi oleh percikan air liur
(batuk, bersin)
masyarakat penderita Covid-19 (orang tanpa gejala) yang masih berlalu lalang
harus melakukan berbagai aktivitas di luar rumah. Tentunya hal ini harus dipertimbangkan
dengan cermat saat melakukan olahraga di luar rumah. Jika terpaksa berolahraga
di luar rumah dan menggunakan fasilitas umum, hendaknya melakukan desinfeksi ke
semua peralatan sebelum dan setelahnya. Pada prinsipnya, peningkatan
kemungkinan untuk kontak dengan orang yang terinfeksi ataupun melakukan hal
yang dapat menurunkan sistem imun, akan meningkatkan
risiko kita untuk terinfeksi virus ini. Jika awalnya kita tidak terbiasa berolahraga,
disarankan untuk melakukan olahraga secara bertahap. Olahraga berlebihan secara
mendadak dapat menurunkan sistem imun (Zhu, 2020).
Olahraga
meningkatkan respon sel dan sistem imun dalam hitungan detik sampai menit
setelah mulai berolahraga. Jadi disarankan olahraga secara rutin agar imunitas
terpelihara dengan baik. Rekomendasi mengenai olahraga pada masa pandemi
tergantung keadaan kesehatan masing-masing. Pada masa pandemi, semua orang tidak
diperbolehkan melakukan olahraga dengan intensitas tinggi. Hal ini dilakukan
karena orang yang tidak menunjukkan gejala infeksi terhadap Covid-19 pun dapat
menularkan penyakit pada orang lain (carrier) (Halabchi et al., 2020). Olahraga
di rumah dengan alat sederhana sangat cocok untuk meminimalkan risiko penularan
dan mengurangi risiko penyakit kronis. Naik turun tangga, senam, yoga, angkat
beban, sit up, push up, maupun senam juga merupakan alternatif
yang baik. Olahraga tersebut hanya membutuhkan sedikit ruang dan bisa dilakukan
di setiap waktu. Video olahraga yang tersedia di internet juga bisa
dimanfaatkan untuk acuan mempertahankan kesehatan fisik dan mental selama periode
kritis pandemi ini (Chen et al., 2020). Olahraga sebaiknya dilakukan minimal 30
menit dengan intensitas sedang setiap hari.