Catatan Sang Berandal - Muhamad Syafiq Yunensa
(Resensi oleh Firman Hardianto)
Kisah seperti apa yang pantas abadi? Cerita seperti apa yang bisa
dijadikan karya? Berbincang mengenai kisah dan cerita, sebagian kaum pembaca
mungkin akan terbayangkan suatu novel. Novel berisi cerita karangan penulis
yang sifatnya fiksi, atau bisa juga suatu kenyataan yang dialami penulis lantas
dijadikan fiksi dengan sedikit memolesnya.
Ada satu novel karya seorang mahasiswa UIN Walisongo yang bercerita
mengenai perjalanan sekumpulan anak nakal yang suka sekali tawuran. Namun,
uniknya tawuran yang dikisahkan bukanlah tawuran tanpa strategi, menyerang
asal-asalan dan babak belur tidak karuan. Kisah itu ada dalam novel Catatan
Sang Berandal karya Muhamad Syafiq Yunensa.
Catatan Sang Berandal
mengisahkan seorang siswa SMP sekaligus santri Pondok bernama Fadli beserta kawan-kawannya
selama bersekolah. Fadli bersama Gowil, Aroy, Arlay, Amex dan lainnya tergabung
dalam suatu kelompok bernama Komunitas Poetaw 02.
Awal Mula Cerita Dimulai
Catatan Sang Berandal
dimulai dengan masa depan Fadli bersama istri dan anak-anaknya yang tengah bersantai
menikmati suasana kekeluargaan. Buah hati pertama Fadli dan sang istri, Argata
yang telah selesai membaca buku karya Ayahnya sedang dilanda penasaran ingin
mendengar kisah masa lalu sang Ayah langsung melalui sumber utamanya. Dari
sinilah, Fadli mulai bercerita dan setting berubah menuju masa lalu ketika
Fadli masih duduk di bangku SMP.
Sesuai namanya, Poetaw (Poetra Tawuran), komunitas ini tak jarang
melakukan tawuran dengan anak sekolah lain karena berbagai masalah yang
melatarbelakanginya. Dan dari berbagai tawuran yang dilakoni, Poetaw 02 selalu
mendapatkan kemenangan berkat strategi-strategi yang telah disusun dengan baik.
Bahkan setelah tawuran, Poetaw 02 juga menyusun strategi bagaimana caranya
mereka kembali ke kelas.
Seperti yang dijelaskan penulis, meski anggota Komunitas Poetaw 02
seringkali tawuran, namun dalam hal pelajaran di sekolah mereka selalu bisa
mengimbangi. Bahkan beberapa di antaranya tergolong berprestasi.
Kekalahan Pertama dan Terakhir Poetaw 02
Dalam berbagai pertempuran (red: tawuran) yang telah mereka lakoni,
tak satupun mereka kalah. Kecuali dalam pertempuran terakhir mereka sebelum
saling menempuh jalan masing-masing. Kekalahan ini merupakan suatu kekalahan
pertama dan terakhir Komunitas Poetaw 02.
Meski sebagian besar dari mereka merasa bahwa pertempuran
berlangsung tak adil dan penuh kecurangan, serta besar keinginan mereka untuk
membalas. Tetapi berbeda dengan Fadli, Fadli memikirkan hal lain sehingga tidak
sepakat untuk melakukan serangan balasan. Fadli justru menawarkan agar Poetaw
02 dibubarkan. Kenapa dibubarkan?
Fadli tak hanya berpikir mengenai harga diri Poetaw 02. Anggota
Poetaw 02 akan saling berpisah setelah ini, Fadli berpikir bahwa ini saat yang
tepat untuk mengakhiri segala pertempuran. Fadli mengatakan bahwa Poetaw 02
perlu memikirkan kesulitan yang bisa saja diperoleh adik kelasnya jika mereka
membalas serangan ini. Dendam akan terus berlanjut dan pertempuran tidak akan
pernah berakhir. Hal itu sangat mengganggu pikiran Fadli. Satu persatu anggota
Poetaw 02 mulai menerima pemikiran Fadli. Akhirnya mereka sepakat untuk tidak
melakukan serangan balik dan Poetaw 02 berhenti di angkatan mereka saja.
Ada berbagai kisah mulai dari persahabatan, kekeluargaan, anarki,
perlawanan, dan cinta yang tersuguhkan di novel tersebut. Kisah ini tentu akan
memberikan mindset lain dalam pikiran pembaca mengenai punk, perlawanan,
dan jalanan sehingga dapat berpikir lebih global. Untuk mendapatkan kisah
lengkapnya tentu anda sangat kami sarankan untuk membaca Catatan Sang
Berandal karya Syafiq Yunensa itu. Jika anda tertarik dengan kisah ini bisa
segera cek Instagram penjualannya di @digdayabook.
No comments:
Post a Comment