Di Bawah Lindungan Ka’bah; Antara Cinta dan Ujian - Kuresensi.xyz

October 23, 2021

Di Bawah Lindungan Ka’bah; Antara Cinta dan Ujian

 


Di Bawah Lindungan Ka'bah - Hanny Saputra

(Resensi oleh Firman Hardianto)


Pada dasarnya Islam tidak mengenal kasta. Begitu juga di dalam pernikahan, setiap insan memiliki kesempatan untuk memilih siapa yang kelak menjadi pendamping hidupnya. Dalam hal memilih pasangan, meski tidak mengenal kasta Islam tetap menganjurkan umat untuk memperhatikan terutama aspek agama dari dia yang kelak menjadi pendamping hidupmu.


Dalam Islam dijelaskan secara umum pasangan bisa dipilih karena empat hal seperti hadist nabi berikut, Dari Abu Hurairah ra., Nabi saw., bersabda, “Wanita itu dinikahi karena empat hal yaitu karena hartanya, kebangsawanannya, kecantikannya dan agamanya; maka pilihlah wanita yang taat beragama, niscaya engkau beruntung. Meski di dalam hadist tersebut, Nabi hanya menjelaskan tentang perkara memilih perempuan, tetapi bisa juga diaktualisasikan dalam menerima pinangan seorang laki-laki. Utamakan aspek agama dalam hal memilih pasangan, agar pernikahan yang berlangsung dapat menuai keberuntungan.


Hal tersebut dijelaskan menurut landasan agama Islam. Tetapi, umat Islam di Indonesia hidup selain beragama juga hidup dalam tatanan adat istiadat. Banyak umat yang dalam hal pernikahan juga mempertimbangkan apakah pasangan sekufu (red: sederajat) atau tidak. Hal ini tidak dapat dipungkiri tetap ada dalam perjalanan mencari pasangan di Indonesia. Inilah yang menjadi ujian bagi pencari pasangan yang dalam strata kehidupan di Indonesia dipandang tidak sekufu.


Baca juga: London Love Story, Cintai Secukupnya


Di Bawah Lindungan Ka’bah

Hanny Saputra dalam film yang ia garap berjudul Di Bawah Lindungan Ka’bah juga bercerita tentang kisah cinta antara dua pasangan yang beragama, namun tatanan adat memandangnya tidak sekufu. Film ini diadaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Film ini pertama kali tayang pada Agustus 2011.


Dua pasangan yang saling jatuh cinta yang dikisahkan dalam film ini adalah Hamid dan Zainab. Hamid berasal dari keluarga sederhana dan hanya diasuh oleh Ibunya. Selain itu, Ibu Hamid bekerja di keluarga Zainab. Meski begitu, Hamid sungguh beruntung karena mendapatkan biaya sekolah dari keluarga Zainab. Zainab sendiri merupakan anak dari tetua di kampungnya. Dan melihat Ibu Hamid bekerja di keluarga Zainab maka sudah dapat dipastikan bahwa keluarga Zainab cukup terpandang dan kaya.


Keduanya dapat saling bertemu karena Ibu Hamid yang bekerja di rumah keluarga Zainab. Meski saling mencintai, Ibu Hamid melarangnya untuk mengharapkan Zainab karena perbedaan strata sosial yang ada di antara mereka. Terlebih lagi, Ibu Hamid merasa memiliki hutang budi karena Hamid telah dibiayai sekolah oleh ayah Zainab.


Cinta di antara mereka berdua meski terhalang oleh perbedaan strata sosial, namun mereka tetap saling berharap. Harapan mereka tidak pernah berhenti karena cinta sudah terlanjur tumbuh di antara keduanya.


Selain itu, cinta mereka juga terhalang karena Zainab sudah dijodohkan dari awal dengan putra dari seorang saudagar. Seperti apakah akhir kisah cinta mereka? Apakah ujian yang datang di dalam cinta mereka dapat dilewati? Bagi kalian yang belum menonton Di Bawah Lindungan Ka’bah, cobalah untuk menontonnya sebagai salah satu input pengetahuan juga tentang cinta. Meski film ini sudah tayang sejak 2011, tapi masih relevan sebagai bahan tontonan saat ini. Selamat menonton.


No comments:

Post a Comment