(Resensi oleh Firman Hardianto)
Muhammad
Rifqi, mahasiswa magister Fisika Universitas Indonesia (UI) yang juga lahir
dari budaya santri. Orang tuanya mulai mengenalkan dunia pesantren sejak lulus
dari Madrasah Ibtidaiyah (Setingkat SD). Selain belajar dalam lembaga pendidikan
formal, dirinya juga mengenyam pendidikan agama di beberapa pondok pesantren. Mulai
dari Pondok Pesantren Raudlatul Mubtadiin Cirebon, Pondok Pesantren Al Hikmah 2
Brebes, Pondok Pesantren Sabilussalam Jakarta, dan bersamaan saat kuliah
magister dirinya juga menjadi santri di Pondok Pesantren Tahfidz Al-Qur’an
eLSiQ Cinangka. Meski budaya pesantren melekat pada dirinya, namun sejak kecil
Rifqi juga memiliki minat yang besar terhadap bidang sains dan teknologi
(saintek).
Minat
yang besar terhadap bidang sains dan teknologi, membawa Rifqi untuk mengambil
jurusan Pendidikan Fisika pada saat menempuh jenjang sarjana di UIN Syarif
Hidayatullah. Setelah lulus, minatnya dalam bidang saintek justru semakin besar
sehingga dirinya melanjutkan pendidikan magister di UI dan mengambil
konsentrasi fisika nuklir dan partikel dengan konsentrasi riset lebih ke arah
astrofisika (studi tentang bintang neuron di alam semesta).
Rifqi
yang memiliki latar belakang keagamaan sekaligus fisika yang kuat, membawanya
berpendapat bahwa Fisika tak hanya sekedar ilmu dengan sejuta rumus. Fisika
adalah jalan hidup untuk lebih mengenal Tuhan. Jalan itulah yang membawa Rifqi
berikhtiar melalui sebuah buku yang ia tulis, Tuhan dalam Rumus-Rumus Fisika. Buku itu diterbitkan oleh penerbit
Ellunar Publisher pada tahun 2020 lalu.
Ada
22 bagian isi dari buku karya Rifqi. Rifqi mengemas buku Tuhan dalam Rumus-Rumus Fisika dengan cerita yang cukup asyik
sehingga tidak terasa seperti buku teori fisika. Bahkan menceritakan
kesehariannya dimulai dari Rifqi kecil yang sudah tertarik dengan dunia sains.
Di dalam buku ini pun tidak dipaparkan mengenai perumusan sehingga tidak
terkesan bak buku fisika. Namun, kesan teoretis di dalamnya tetap kental
sehingga mampu menjelaskan berbagai aspek fisika yang ada di dalamnya.
Tak
hanya berkutat pada cerita, Rifqi juga menghubungkan teori fisika yang
dipaparkan dengan integrasi Islam sehingga dapat menjadi buku rujukan bagi para
fisikawan muda muslim yang turut belajar fisika juga ilmu agama.
Misalnya
dalam bab Welcome To Physics, Rifqi
menyelipkan sub bagian Mempelajari Fisika
akan Jauh Lebih Asyik Jika Dibarengi dengan Mempelajari Al Quran. Hal ini
mencerminkan ceritanya bersama ilmu Fisika yang tak dapat dipisahkan dengan
proses yang juga Rifqi lakukan dalam belajar al Quran.
Ceritanya
yang lugas dan santai dengan sudut pandang orang pertama sebagai pencerita
membuatnya seakan tidak sedang menjelaskan teori fisika. Namun, hal ini menjadi
aspek menarik yang membawa pembaca menikmati buku Tuhan dalam Rumus-Rumus Fisika. Jika anda pernah membaca buku A Brief History of Time karya Stephen
Hawking, anda akan mendapatkan feel yang
mirip pada buku karya Rifqi namun dengan estetika Islami yang begitu kental.
Selanjutnya
jika meninjau bab Makhluk Misterius Itu
Bernama Waktu, anda dapat menemukan sub bab mengenai penjelasan dari
gravitasi yang membuat ruang dan waktu melengkung. Kemudian di sub selanjutnya,
anda dapat menemukan penjelasan waktu yang terdapat di dalam al Quran. Rifqi
menjelaskan dengan begitu detail sehingga teori yang dijelaskan dan
keterkaitannya dengan al Quran tersampaikan dengan baik.
Tak
lupa dalam banyak bagian yang disuguhkan, Rifqi mengajak pembaca untuk ikut
memikirkan ciptaan Tuhan. Misalnya dalam bab terakhir Jejak Tuhan di Sekitar Kita, Rifqi menawarkan kepada pembaca untuk
merenungkan aktivitas sehari-hari, memperhatikan pepohonan, dan burung-burung. Kemudian
Rifqi menutup buku itu dengan kesimpulan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan
tak lain semuanya sangat berkaitan dengan Allah – Zat Maha Pencipta.
Jika
anda ingin memiliki buku tersebut, anda bisa mendapatkannya melalui website
penerbitnya yaitu Ellunar Publisher. Selamat membaca.
Baca juga :
>> Menangkal Reduksi Moral Era Globalisasi
>> Sekolah Alam Berbasis Kelas
>> Bisakah Manusia Menjelajah Alam Semesta