Masyarakat secara
meluas telah menyadari bahwa pendidikan menjadi aspek penting yang perlu
diperoleh oleh anak sebagai bagian dari proses membentuknya menjadi sosok
manusia sempurna. Parameter manusia sempurna (istilah dalam Islam : insan kamil) dalam pandangan Islam
merujuk pada sosok Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW memiliki karakter
sebagai insan kamil dengan diliputi kecerdasan yang terbungkus dalam akhlakul
karimah.
Namun dalam
menempuh pendidikan sebagai usaha mencapai karakter insan kamil tersebut, anak
dihadapkan pada berbagai proses pendidikan yang dapat membawanya mengalami
stres akademik. Stres akademik diartikan sebagai sebuah tekanan akibat persepsi
subjektif terhadap suatu kondisi akademik. Beberapa faktor yang dapat
menciptakan situasi stres akademik di antaranya faktor internal (pola pikir,
kepribadian, dan keyakinan) serta faktor eksternal (pelajaran padat, tekanan
prestasi, dorongan status sosial, dll).
baca juga : Senjakala Budaya dan Branding Nilai Kebudayaan
Jika melihat
beberapa faktor penyebab stres akademik, tentu dapat diketahui bahwa hal itu
sangat berkaitan dengan perbedaan individual pada diri anak. Maknanya dalam
suatu kelas, potensi anak dalam menerima stres akademik akan beragam tergantung
pada situasi dan kondisi yang dialami anak tersebut. Dalam hal ini, kemampuan
guru dalam mengakomodasi perbedaan individual dan model pendidikan yang
dilaksanakan menjadi faktor yang dapat menurunkan tingkat stres akademik anak.
Sekolah alam
Kemampuan guru
dalam mengakomodasi perbedaan individual tentu dapat memiliki kekurangan
apabila anak tidak antusias dalam pembelajaran. Maka cara yang efektif adalah
memadukan kemampuan guru dalam mengakomodasi perbedaan individual dengan
menggunakan model pendidikan menyenangkan berbasis sekolah alam. Dalam model
sekolah alam, penekanan pendidikan terletak pada tingkah laku dan proses
pembelajaran. Guru tidak fokus menekankan pada aspek nilai, namun murid tetap
dinilai oleh guru melalui proses interaksi setiap hari.
Dilansir
dari tirto.id (2019) Emma Harwood, guru sekolah dasar yang berpengalaman
mengatakan bahwa pembelajaran yang dilakukan di luar ruangan mampu memberikan
dampak positif bagi peserta didik. Tentu hal ini berkaitan dengan pengalaman
yang secara langsung diperoleh peserta didik membuatnya lebih bijak dalam
menilai resiko dan mengambil keputusan.
baca juga : Sihirku adalah Tidak Pernah Menyerah
Pada
pembelajaran yang dilakukan di sekolah alam, peserta didik belajar di ruang
alam sehingga menurunkan efek jenuh dalam proses pendidikan. Peserta didik akan
dibawa pada suasana rilex sehingga lebih siap dan efektif dalam menerima materi
pembelajaran. Meski begitu, suasana kelas juga tetap diperlukan apabila
pembelajaran berkaitan dengan pengenalan ICT (Information
Communication Technology).
Maka,
kombinasi sekolah alam berbasis kelas bisa menjadi solusi maksimal dalam
mengurangi stres akademik di era 4.0. Dalam hal ini peserta didik dapat belajar
secara rilex dan juga tetap memperhatikan aspek pembelajaran berbasis teknologi
sebagai bentuk mengikuti perkembangan zaman. Wallahu’alam bishawwab.
No comments:
Post a Comment